Jangan Main-Main!

17.56



Istilah dakwah sudah sering kita jumpai dalam keseharian kita. Sarana informasi dan komunikasi yang semakin canggih, kian memudahkan kita untuk mengikuti aktivitas dakwah hampir di mana saja.

Definisi Dakwah
Secara harfiah, dakwah berarti ajakan, seruan, atau panggilan. Sedangkan secara etimologis, perintah dakwah memiliki banyak arti dalam Alquran, antara lain:
1. menyampaikan dan menjelaskan
Katakanlah: "Inilah jalan (agama)-ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. Yusuf: 108)
2. Berdoa dan berharap
"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."
(Al-A'raf: 55)

Dalam kitab syarah-nya, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menjelaskan maksud dakwah sebagai konsekuensi iman kepada-Nya, yaitu dakwah kepada apa yang dibawa oleh Rasulullah yang berupa syariat Allah, sebagaimana firman-Nya:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (An-Nahl: 125)

Untuk berdakwah, penyampainya harus memiliki bekal wajib berupa pengetahuan terhadap syariat Allah, sehingga nantinya dakwah tersebut didasarkan pada ilmu, dan pengetahuan yang jelas dan men-dalam.

Dakwah=Tugas Para Rasul
Amanah dakwah sejatinya adalah tugas para rasul. Amanah ini bukan diemban tanpa akibat apa-apa. Sebagai konse-kuensinya, para rasul mendapatkan ber-bagai cobaan yang berat.

Kita dapat mengambil contoh dari kisah Nabi Musa, yang kaumnya begitu rewel dan sering mendustakannya. Nabi Musa harus berhadapan dengan raja Firaun dan bala tentaranya yang menentang ajaran tauhid.

Tak kalah kisah Nabi Nuh yang dicemooh kaumnya karena membuat kapal di atas daratan. Dakwahnya yang begitu lama hanya diikuti segelintir orang. Ia bahkan didustakan oleh putranya sendiri yang hingga ajal tidak mau menerima ajaran tauhid.

Demikian pula dengan perjuangan Nabi Muhammad, yang semula ia dihormati, tetapi kemudian dijauhi dan dianggap gila semenjak ia menyeru kepada kebenaran Allah, sehingga ia pernah berusaha dibunuh oleh kaumnya sendiri.

Jangan Main-Main!
Tiga contoh di atas setidaknya menun-jukkan satu kenyataan bahwa: amanah dakwah itu berat. Dakwah membutuhkan pengorbanan yang besar. Ia dekat dengan
kepahitan dan kesusahan. Oleh karena-nya, kita sebagai umat Islam, dan terkhusus bagi mereka yang memilih untuk meneruskan jalan para rasul  sebagai aktivis dakwah, hendaknya memahami konsekuensi ini.

Aktivis dakwah sudah barang tentu harus bersungguh-sungguh ketika amanah dakwah telah sampai kepadanya. Ia bukan embel-embel untuk dipamerkan, apalagi pengusung ketenaran. Aktivis dawah harus meluruskan niatnya, membulatkan tekad dalam mempelajari ilmu dan mengamalkannya. Ia juga harus siap dengan setiap cobaan yang nantinya tak selalu manis, berupa sindiran, ejekan dan penolakan, atau pada pengorbanan-pengorbanan yang kelak akan ia dapati di jalan dakwah.

Bersabarlah
Maka jika cobaan-cobaan dalam dakwah itu telah datang, sabar adalah prinsip yang harus dipegang oleh pendakwah, sebagaimana juga dilakukan para rasul dalam firman Allah,
"Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka."
(Al-An'am: 34).

Setiap pendakwah harus bersabar dan bersabar dalam ketaatan kepada Allah, dalam menjauhi yang diharamkan Allah, dan atas ketentuan-ketentuan Allah.

Perlu diingat pula bahwa pendakwah akan mendapatkan reward dari apa yang ia sampaikan berupa pahala yang berlipat-lipat, seperti yang  disabdakan Rasulullah dalam sebuah hadits,
"Barangsiapa menyeru kepada suatu petunjuk maka baginya pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa menyeru kepada suatu kesesatan, maka baginya dosa sebagaimana dosa-dosa orang yang mengikutinya, tidak mengurangi sedikit pun dosa-dosa mereka." (HR. Muslim).

Juga hadits berikut,
"Barangsiapa menunjukkan kepada ke-baikan maka baginya pahala sebagai-mana (pahala) orang yang mengerjakan-nya." (HR. Muslim).

Semoga Allah menggolongkan kita sebagai bagian umat Islam yang beristiqamah di jalan-Nya, semoga Allah meluruskan niat para aktivis dakwah, da'i, dan penyeru-Nya demi menegakkan kalimat-Nya. Aamiin.
oleh: Ahmad Nur; dengan rujukan:
1. Syarah Ushuluts Tsalatsah, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
2.http://ikadi.or.id/artikel/fiqh-dakwah/123-arti-dakwah.html
3.http://muhakbarilyas.blogspot.com/2013/07/pengertian-dakwah-islam.html

You Might Also Like

0 komentar

Tinggalkan pesan sahabat dengan menggunakan kata dan kalimat yang baik.